Tren Terbaru Kasus Demam Berdarah di NTB mengalami Penurunan


Mataram | Halo Mandalika - Kasus DBD terus menjadi sorotan masyarakat dari kasus tersebut, Selama bulan Januari hingga Juli 2023. Kasus DBD di NTB berjumlah 2.784 kasus, dengan total kematian sebanyak 31 kasus. Selasa, (15/08/2023).

Tren kasus demam berdarah sepanjang tahun 2023 sejauh ini mengalami penurunan setiap bulannya. Terbaru, pada Juli 2023 jumlah kasus DBD di NTB tercatat sebanyak 98 kasus dengan 1 kematian.

Kasus kematian terbanyak adalah Kabupaten Bima dengan total 14 kematian akibat DBD yang tercatat terakhir pada bulan April lalu.  

Pemerintah Provinsi NTB terus mengupayakan pengendalian DBD melalui upaya promotif dan preventif sebagai langkah awal. Meski mengalami penurunan, Penyampaian informasi tentang DBD kepada masyarakat tetap dilakukan terutama oleh tenaga nakes di Puskesmas yang secara langsung berinteraksi dengan masyarakat. Pemerintah juga tetap berkoordinasi dengan Kab/Kota dalam hal Penanganan kasus DBD.

Sumber daya kesehatan untuk penanganan kasus DBD sudah cukup memadai, sehingga kasus DBD dapat ditangani dengan baik. Kasus kematian yang terjadi sebagian besar disebabkan oleh terlambatnya penderita DBD dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan.

Untuk itu, edukasi mengenai DBD termasuk gejalanya perlu ditingkatkan. Peran masyarakat juga sangat penting untuk penanganan kasus DBD.  

Berikut kenali fase awal Demam Berdarah yang sepadan dengan flu, ditandai dengan rasa nyeri sendi, demam, sakit kepala hebat, hingga mual. Selain itu, timbulnya demam berat yang berlangsung 2 sampai 7 hari juga menjadi gejala DBD. Apabila merasakan gejala-gejala tersebut, segera bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan.  

Adapun Pencegahan DBD yang paling utama adalah dengan menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan konsep 3M Plus di antaranya , Menguras dan menyikat bak penampungan air, Menutup tempat penampungan air , Memanfaatkan/mendaur ulang barang bekas, dan Menggunakan obat nyamuk, penaburan larvasida, pemasangan kawat, gotong royong dan menjaga kebersihan.

Penanganan dari kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa, menjaga lingkungan agar tetap bersih memerlukan kekompakan masyarakat untuk tetap bergotong-royong," Paparnya.(P*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Satuan Denkesyah Mataram Gelar Pelepasan Purna Tugas Militer 2024

Grand Opening! RSAD Sultan Abdul Kahir II Bima mulai Beroperasi, Berikut Fasilitas dimiliki !

Dandenkesyah Mataram Memaparkan Gizi Seimbang Anak Kepada Kader Desa Bilalande